Swakelola Revitalisasi SMP Negeri 6 Taspelin Diduga Pelaksanaanya Tidak Transparan

- Penulis

Minggu, 24 Agustus 2025 - 03:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Spread the love

Ungkapberita.com, Bungo – Tahun 2025 Anggaran untuk revitalisasi sekolah sudah di salurkan salah satunya yang mendapatkan bantuan adalah SMP Negeri 6 Tanah Sepenggal Lintas Kabupaten Bungo – Jambi, terpantau oleh awak media Sabtu, (23/08/2025).

Sebesar Rp 828.809.966,- yang terdiri dari 3 ruang kelas (rehab) @95.439.666, 1 ruang labor tik @405.760.653, toilet/wc @136.730.315 pengerjaannya dilaksanakan langsung oleh kepala sekolah (swakelola) sebagai penanggung jawab dan membentuk panitia pembangunan yang wajib melibatkan komite dan masyarakat.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berdasarkan informasi yang didapatkan bahwa untuk pembangunan Ruang Labor TIK senilai 405.760.653 untuk jasa pekerja (tukang) hanya sebesar 45 juta, saat ditanyakan apakah nilai jasa tersebut sudah memenuhi standar, namun pekerja menjawab nya “kalau untuk nilai kurang dari harga jasa tukang yang standarnya tapi ya kami mau tak mau terima saja daripada tidak ada kerja, hanya saja pada saat kami mau pinjam uang dulu atau cashbon itu tidak bisa”. Jelas para pekerja.

Begitu juga dalam pengerjaan rehab 3 ruangan kelas yang masing-masingnya senilai 95.439.666 melihat dari pengerjaan yang sedang berjalan itu terlihat masih banyak menggunakan material yang lama seperti kayu untuk bagian kuda-kuda (penopang utama berbentuk segitiga), gording (penghubung dan penopang kuda-kuda), usuk atau kasau (rusuk miring penahan penutup atap).

Hanya reng (kayu melintang yang dipasang di atas usuk/kasau untuk dudukan penutup atap) yang diganti baru, dan itu langsung akan di tutup dengan atap seng, terkesan pengerjaan yang terburu-buru agar dapat menutupi material bekas yang tidak di ganti.

Pekerja untuk masing-masing ruang yang di bangun maupun di rehab itu beda-beda tukangnya menurut informasi dari tukang yang bekerja, “kami hanya mengerjakan bagian pembangunan labor saja kalau untuk yang lainnya beda lagi, itu kepala sekolah yang menentukannya”. Jelas tukang.

Baca Juga:  Sat Lantas Polres Tebing Tinggi Edukasi Warga Tertib Lalulintas

Proyek swakelola ini juga tidak ada pengawasan secara inten dari konsultan pengawasnya, saat awak media meninjau lokasi tidak ada  konsultan pengawas harian yang terlihat, hanya ada beberapa tukang saja itupun bekerja dibagian ruang labor tik dan toilet, gambar perencanaan atau shop drawing juga tidak terpasang di papan tapi di simpan dalam plastik dan diletakkan dalam gudang.

Saat ditanya dengan kepala tukang apakah dalam pengerjaan ruang labor dan toilet ini sudah memahami gambar perencanaannya, tukang menjawab dengan singkat “saya sudah paham gambarnya”, ucap tukang tersebut dan menyimpannya kembali dalam plastik lalu diletakkan dalam gudang.

Sementara yang ada di lokasi selain tukang juga ada beberapa orang panitia namun tidak ada penjelasan atau keterangan yang secara transparan tertera pada kertas siapa saja yang terlibat dalam SK panitia pembangunan tersebut, hingga tidak dapat diketahui oleh publik. Seakan proyek ini cukup yang mengetahuinya internal sekolah dan dinas pendidikan saja publik tidak perlu mengetahui.

Saat ditanya apakah ada kepala sekolahnya sebagai penanggung jawab lalu dijawab oleh bendahara panitia “kepala sekolah sudah hampir 1 minggu tidak masuk sekolah karena sakit”, jawabnya. Lalu di tanya lagi apakah ketua panitianya ada, jawabnya “ketua panitia lagi keluar beli bahan”. Tambahnya lagi.

Dengan tidak adanya pengawasan pengerjaan secara inten dari konsultan pengawas harian yang memiliki kompetensi tentang konstruksi, ini dikhawatirkan pengerjaan proyek akan melenceng dari perencanaannya.

Dan spesifikasi pengerjaan juga tidak transparan, apa-apa saja bagian yang akan direhab khususnya untuk ruang kelas, hingga publik tidak bisa mengetahui secara jelas dengan biaya lebih dari 95 juta per 1 unit ruang kelas itu untuk rehab apa saja dan ini akan berpotensi adanya permainan dalam penggunaan anggaran APBN tersebut yang tentunya bisa saja jadi temuan tim audit nantinya.

(Red)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Follow WhatsApp Channel ungkapberita.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Tak Kunjung Terbit Warga Pertanyakan Ketidakjelasan Program PTSL
Mahasiswa Universitas Hasanuddin Gelar Lokakarya dan Festival Rakyat Pattiro Deceng
Bangunan Tanpa IMB dijalan Garuda Sampang Kota Terancam Sangsi Pembongkaran
Bupati Karawang Gelar Upacara Hari Jadi Kabupaten Karawang Ke-392
Bappelitbangda dan BPPKAD Sampang Akan Rasionalisasi Program OPD Akibat TKD Anjlok 269 T, Dana 98,7 M Terpangkas Pusat
Lansia Pencari Rumput di Kelurahan Karangmalang Ini Berharap Bisa Mendapatkan Bantuan Pemerintah
PELANTIKAN DAN PENGUKUHAN DPD IKB-JATENG PELALAWAN 2025, SAMBANG DESA DAN PENGHIJAUAN JADI PRIORITAS UTAMA
Warga Miskin Kecewa, Bantuan PKH-BPNT Suci Fitria Tiba-tiba Hilang
Berita ini 14 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 9 Oktober 2025 - 05:47 WIB

Tak Kunjung Terbit Warga Pertanyakan Ketidakjelasan Program PTSL

Rabu, 8 Oktober 2025 - 02:43 WIB

Mahasiswa Universitas Hasanuddin Gelar Lokakarya dan Festival Rakyat Pattiro Deceng

Rabu, 8 Oktober 2025 - 02:12 WIB

Bangunan Tanpa IMB dijalan Garuda Sampang Kota Terancam Sangsi Pembongkaran

Kamis, 2 Oktober 2025 - 12:50 WIB

Bupati Karawang Gelar Upacara Hari Jadi Kabupaten Karawang Ke-392

Senin, 29 September 2025 - 05:11 WIB

Bappelitbangda dan BPPKAD Sampang Akan Rasionalisasi Program OPD Akibat TKD Anjlok 269 T, Dana 98,7 M Terpangkas Pusat

Berita Terbaru

Berita

Sat Lantas Polres Batu Intensifkan Patroli Blue Light

Kamis, 9 Okt 2025 - 05:37 WIB