Ungkapberita.com | Indramayu – Pemerintah Desa Muntur, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu Jawa Barat menyatakan harapan besar agar warga lokal mendapatkan porsi dalam perekrutan tenaga kerja di Kawasan Industri Losarang.
Harapan ini disampaikan melalui Kepala Urusan (Kaur) Perencanaan Desa Muntur, Asep Syaefurrochman, yang menanggapi informasi terkait pengembangan kawasan industri yang kini menjadi perhatian publik.
Menurut Asep, hingga saat ini pihak desa belum memperoleh informasi secara detail terkait mekanisme perekrutan tenaga kerja di kawasan industri tersebut. Namun, pihaknya mengapresiasi adanya sinyal positif bahwa warga Desa Muntur mulai masuk dalam proses rekrutmen awal.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami memang belum begitu memahami sistem perekrutannya. Tapi minimal sudah ada warga kami yang terlibat. Itu sebuah awal yang baik,” ujarnya saat ditemui di kantor Desa Muntur, Senin (5/8/2025).
Informasi terbaru yang diterima Pemerintah Desa Muntur menyebutkan bahwa Kawasan Industri Losarang akan menjadi lokasi berdirinya sekitar 100 perusahaan dari berbagai sektor industri. Hal ini tentunya menjadi angin segar bagi masyarakat sekitar, terutama di tengah angka pengangguran yang masih tinggi.
Kaur Perencanaan Desa Muntur juga menambahkan bahwa pihaknya berharap minimal 5-10 persen dari total penduduk Desa Muntur dapat terserap dalam tenaga kerja industri. Desa Muntur sendiri memiliki sekitar 3.800 jiwa, dengan ratusan di antaranya merupakan lulusan baru yang tengah mencari pekerjaan.
“Kami ingin anak-anak muda lulusan sekolah di desa ini tidak perlu pergi ke luar negeri atau kota lain untuk bekerja. Dengan adanya kawasan industri ini, peluang kerja seharusnya bisa lebih dekat,” tambah Asep.
Pemerintah desa menilai bahwa kehadiran industri besar di wilayah Losarang bukan hanya akan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, tetapi juga bisa menekan angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan warga.
Menurutnya, sinergi antara pihak desa dan pengelola kawasan industri menjadi kunci untuk membuka jalur komunikasi dan koordinasi yang lebih baik. Dengan begitu, kepentingan masyarakat lokal dapat lebih diperhatikan oleh perusahaan-perusahaan yang akan beroperasi.
“Pak Edward sebagai penanggung jawab kawasan industri menyebutkan bahwa kawasan ini akan mencakup sekitar 1.000 hektare lahan. Kami berharap dengan luasan itu, lapangan kerja yang tersedia juga akan sangat banyak,” jelas Asep.
Ia menekankan bahwa komitmen perusahaan dalam memberdayakan tenaga kerja lokal akan menjadi tolok ukur penting dalam pembangunan kawasan industri yang inklusif dan berkelanjutan.
Dalam waktu dekat, pihak Desa Muntur berencana mengajukan permohonan resmi kepada manajemen kawasan industri agar diberikan kuota khusus bagi warga setempat dalam setiap proses rekrutmen tenaga kerja.
“Minimal 5 persen saja dari total tenaga kerja yang dibutuhkan, kami yakin itu sudah berdampak besar bagi masyarakat kami,” katanya optimistis.
Pihak desa juga berharap agar perusahaan nantinya bersedia memberikan pelatihan dan pembekalan kerja bagi pemuda-pemudi Desa Muntur agar mereka memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri.
“Kami terbuka untuk bekerja sama dalam pelatihan vokasi, kursus keterampilan, atau bentuk program pengembangan SDM lainnya. Yang penting ada kesempatan bagi warga kami,” ujar Asep.
Langkah ini, menurutnya, juga akan memperkuat hubungan sosial antara masyarakat lokal dengan perusahaan, sehingga tercipta iklim kerja yang harmonis dan produktif.
Sebagai wilayah yang terdekat dengan kawasan industri, Desa Muntur memiliki potensi besar untuk menjadi mitra strategis dalam pengembangan ekonomi kawasan.
Asep berharap pemerintah kabupaten dan provinsi juga dapat turut mendorong agar perusahaan-perusahaan di Kawasan Industri Losarang memiliki regulasi khusus untuk mengutamakan tenaga kerja lokal.
“Jangan sampai warga kami hanya menjadi penonton di tanahnya sendiri. Kami ingin ambil bagian dan tumbuh bersama dalam proses ini,” pungkasnya.
Pemerintah Desa Muntur mengaku siap membentuk tim khusus yang akan bertugas menjembatani komunikasi antara warga, pemerintah desa, dan manajemen kawasan industri untuk memastikan kebutuhan tenaga kerja bisa disesuaikan.
Apabila sinergi ini berhasil terwujud, Kawasan Industri Losarang bukan hanya menjadi pusat pertumbuhan ekonomi Indramayu, tetapi juga simbol kolaborasi antara sektor swasta dan masyarakat lokal.
Penulis : SR