Ungkapberita.com | Indramayu – Menanggapi keluhan warga Desa Sukadana, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu terkait bantuan cadangan pangan pemerintah berupa beras yang disalurkan baru-baru ini, diduga berkutu dan mengeluarkan bau tidak sedap Pimpinan Cabang Bulog Indramayu, Sri Wahyuni, memberikan penjelasan lengkap mengenai kondisi beras yang disalurkan.
Menurut Sri Wahyuni, beras bantuan tersebut merupakan beras hasil serapan dari petani lokal Indramayu yang disimpan sebagai stok nasional. Karena perintah distribusi harus menyesuaikan arahan pusat, beras tidak serta-merta langsung dikeluarkan setelah diterima dari petani.
”Beras yang kita simpan itu betul-betul beras serapan petani Indramayu. Kalau Bapak bertanya, kenapa kualitasnya seperti ini? Ya, memang ini beras dari petani kita. Bukan dari luar negeri, bukan juga beras plastik seperti yang pernah viral dulu,” jelasnya, Senin (28/07).
Sri Wahyuni juga menegaskan bahwa beras bantuan yang disalurkan adalah jenis beras medium, dengan kadar patah maksimal 25 persen. Ia menyebut perbedaan antara beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) dengan beras bantuan pangan bukan terletak pada kualitas, melainkan pada alokasi dan jenis sumbernya.
Menanggapi temuan adanya kutu dan bau tak sedap, pihak Bulog menyatakan bahwa hal tersebut masih dalam batas wajar apabila jumlah kutu sedikit dan tidak merusak keseluruhan kualitas beras.
“Kalau kutunya satu-dua masih bisa dikatakan wajar, karena ini beras alami, tanpa pengawet. Kecuali kalau kutunya sudah menyebar dan beras menggumpal, baru bisa disebut tidak layak konsumsi,” ujarnya.
Sri Wahyuni juga menjelaskan bahwa Bulog melakukan perawatan rutin terhadap stok beras yang disimpan, termasuk fumigasi setiap tiga bulan dan pembersihan gudang setiap bulan. Namun, karena volume beras yang sangat besar, pihaknya tidak bisa memeriksa satu per satu isi karung sebelum pendistribusian.
“Kita punya alokasi hampir 4.200 ton untuk dua bulan, dan beras-beras itu disimpan di tujuh komplek pergudangan. Jadi saat ada perintah penyaluran, kita salurkan berdasarkan stok yang tersedia, terutama yang masa simpannya tahun 2024,” terang Sri Wahyuni.
Ia pun mengimbau agar masyarakat tidak langsung berprasangka buruk. Bila ada temuan serius terkait kualitas beras, masyarakat diminta segera melapor secara resmi agar bisa ditindaklanjuti sesuai mekanisme yang berlaku.
Bulog berharap masyarakat dapat memahami proses penyimpanan dan pendistribusian beras cadangan pemerintah, serta tetap bersinergi dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Penulis : SR
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT